28.9.08

Matahari Terus Di Puncak

Sesuatu yang biasa

Bagiku

Tak tahulah

Bagimu


Berjalan menyusur trotoar

Menggendong angan-angan

Menghitung kerikil dan

Bebatuan

Mengais sisa makanan

Berebut dengan anjing

Kucing dan tikus

Jalanan

Hari-hari panas penuh

Menumpuk serapah

Dan umpatan

Lelahku duduk

Di rumput kecoklatan

Memandang masa depan

Mengenali tujuan

Mencatat hitungan

Tak pernah sepadan

Aku pun acuhkan

Detak jantung dan

Ingatan

Entah membosankan

Entah tak pandai

Soal urusan

Terik, menjengkelkan

Ah, keringat ini

Kata teman

Leleran air mata ibuku



Jakarta, 12.7.2008

Tidak ada komentar: