29.10.09

Bersama Angin yang Melenakan

Kencang atau pelan angin tetap saja bertiup
menerpakan misteri yang gelap dari masa lalu
pada siang pada malam atau pada waktu selain keduanya
melaju mengoyang dedaunan, ilalang juga rerumputan
berdesir menggoyang dan merontokkan kelopak bunga
menggelombangi air di kolam-kolam danau lautan
angin pun melempar debu ke wajah para pejalan
menyejukkannya pula pada terik yang melelahkan

aku kini duduk mengamatinya tanpa jarak dan batasan
bersama menggelincirnya matahari dari puncak ketinggian
semilirnya sungguh melenakanku yang letih
dalam kantuk aku menyaksikan dedaunan runtuh melayang
limbung tak dapat memastikan tempatnya jatuh

Tidak ada komentar: