4.11.09

Saat Jeda

Siang ini aku duduk lelah dengan napas terbata-bata
di tepian jalan acuh pada lalu-lalang manusia yang beraneka rupa
membaca debu yang tak kasat mata

angin berhembus mengiramakan sendu dengan ketukan-ketukan tak terduga
tanganku mengikutinya dengan meraba-raba hati,”masih adakah?”
sampai kemudian hadir rasa hangat di telingaku, itulah bisikan matahari
yang tak pernah sudi meninggalkanku

ah, kau hatiku kemanakah?
padahal terang telah membuat gamblang
sudah tuakah aku dan pikun dibuatnya?
sepertinya ototku masih kencang
meski reumatik sering membuat kepalaku tegang
tapi aku masih muda, walaupun pasti
aku lebih tua dari pohon kelapa di depanku berjaga
ah, pohon kelapa sengajakah kau di sana
tegak menyangga buah-buahmu yang menuju sempurna
kau menghantar mataku pada bentangan biru
yang ditingkahi gulungan putih kelabu
dan itu dia, itulah hatiku
hati yang rindu pada keluasan makna dan waktu

maka kusudahi rabaan tanganku
aku berdiri, bergegas meneruskan perjalananku

Tidak ada komentar: