30.11.09

gelabah

senyummu masih gamblang
menempel pada dinding
sembarang

kini aku tengah gontai
lelah menghitung ruang
lorong sempit dan lapang
penuh sesak dan lengang.
Kusaruk perhiasan dan aneka sampah
kuterjang tirai dan rambu penghalang
lalu lalang dan parkir sembarang
langkahku berdetik panjang
menembang waktu pulang
keras suara yang membisu
dicengkeram dingin bernyali
ku gendong di tubuhku beku
bermantel beludru hitam bau

senyummu masih gamblang
menempel pada dinding
sembarang

kini surya diliput mendung
terkucil di langit tujuh
digulung dalam bilik sunyi
sebentuk indah mutiara terang
diabaikan para pencari gila
di jalan bercabang remang
angin berisik berlalu tenang
abaikan gundah meradang
daun lepas jatuh melayang
rindukan sungai kasmaran
terus bergegas ke samudra
akupun masih mencari arah
siang malam lupa sudah.

senyummu masih gamblang
menempel pada dinding
sembarang

Tidak ada komentar: